Bagi anggota PMR smasa, kegiatan ini memang sudah tak asing lagi. Kegiatan yang bernama SKT ( Syarat Kenaikan Tingkat ) Wira Menengah inilah yang baru saja mereka adakan. Tempatnya, di desa Ngrayudan, Jogorogo. Kegiatan ini merupakan salah satu dari serangkaian event wajib selain PAB, Diklat SAR-DU, Penempuhan Badge, hingga Pelantikan. Kegiatan diadakan pada tanggal 25-27 Januari 2010, tepat pada waktu libur akhir semester ganjil. Tentu saja, perkemahan ini mewajibkan seluruh pesertanya untuk membawa berbagai peralatan survival dan berkemah. Pesertanya terdiri dari seluruh anggota PMR kelas X berjumlah sekitar 55 orang, dan dari PMR Wira kelas XI yang berjumlah sekitar 40 orang.
Kegiatan diawali pada hari senin, 25 Januari 2010 pagi hari. Seluruh peserta telah siap pada sekitar pukul 07.00 WIB di smasa. Dengan berbalut seragam putih-abu, mereka telah menunjukkan wajah antusiasnya. Setelah chek in dan mengecek berbagai peralatan, upacara pembukaan pun dimulai. Kemudian, langsung saja setelah berdoa, mereka memasukkan semua peralatan ke dalam truk. Perjalanan pun dimulai.
Dengan hanya membutuhkan waktu sekitar 45 menit saja mereka telah sampai di desa Ngrayudan. Basecamp berada di lapangan SDN Ngrayudan 1.
Kegiatan diawali pada hari senin, 25 Januari 2010 pagi hari. Seluruh peserta telah siap pada sekitar pukul 07.00 WIB di smasa. Dengan berbalut seragam putih-abu, mereka telah menunjukkan wajah antusiasnya. Setelah chek in dan mengecek berbagai peralatan, upacara pembukaan pun dimulai. Kemudian, langsung saja setelah berdoa, mereka memasukkan semua peralatan ke dalam truk. Perjalanan pun dimulai.
Dengan hanya membutuhkan waktu sekitar 45 menit saja mereka telah sampai di desa Ngrayudan. Basecamp berada di lapangan SDN Ngrayudan 1.
Sesampai disana, mereka disambut dengan hujan. Namun, hal itu tak mematahkan semangat mereka. Kelas X yang telah dibaggi menjadi beberapa kelompok, mendirikan tenda dibantu oleh beberapa kakak Wira kelas XI. Kegiatan berlanjut dengan pengarahan tentang “ Evakuasi Korban Bencana “ di dalam kelas karena hujan tak urung berhenti. Bahkan, pada saat malam tiba, gerimis masih saja membasahi bumi perkemahan. Inilah waktunya bagi kelas X untuk mengetes kedalaman materi mereka. Ada 11 poin yang harus ditempuh untuk memenuhi persyaratan kenaikan tingkat. Selanjutnya adalah waktu beristirahat. Namun, karena kondisi tenda yang tidak memungkinkan, maka mereka tidur di dalam kelas.
Hari kedua, pukul 02.00 WIB dini hari kegiatan telah dimulai. Diawali dengan sholat malam, kegiatan menginjak pada sesi “ Jerit Malam ”. Ternyata, masih banyak peserta kelas X yang ketakutan pada kegiatan ini. Nyatanya, tak sedikit peserta yang menangis, terutama anak putri. Setelah itu, dilanjutkan dengan ishoma. Dan sekitar pukul 08.00 WIB kegiatan yang ditunggu tiba, yaitu penjelajahan. Meskipun mengasyikkan namun sangat melelahkan. Ya, tentu saja, karena mereka harus menempuh jarak sekitar 7 km dengan rute yang bergelombang di tengah indahnya pegunungan. Hanya berbekal tanda jejak pita merah dan biru, mereka dapat menikmati kegiatan ini. Tak hanya itu, ada juga pos rapling yang tebingnya tinggi dan licin untuk memacu adrenalin. Kegiatan selesai tepat sebelum magrib. Untunglah pada waktu itu cukup cerah dan guyuran hujan tidak turun dari langit. Malam dihabiskan dengan melanjutkan tes SKT.
Hari ketiga, inilah waktu yang ditunggu. Kegiatan dimulai pada pukul 02.30 WIB, yaitu Pembinaan Mental. Ditengah hamparan sawah dan dengan suhu yang cukup untuk membuat tubuh menggigil, para peserta kelas X digembleng habis-habisan oleh kakak-kakak Wira. Dahsyatnya kegitan ini sehingga beberapa anak kelas X pun menangis. Penggemblengan ini bertujuan untuk membentuk pribadi mereka yang lebih baik. Usai kegiatan ini da ishoma, seluruh peserta mengemas barang-barang dan memasukkannya ke dalam truk. Namun, kegiatan tak sampai disitu, masih ada upacara pelantikan Wira Menengah, pemlihan Ketua dan Wakil Ketua sementara serta upacara penutupan. Alhasil, pengumpulan suara dari kelas X menunjuk Fici Iman. N dan Novytya sebagai Ketua dan Wakil Ketua sementara. Upacara berlangsung dengan pemakaian slayer dari Ketua dan Wakil Ketua umum PMR kepada Fici dan Novytya. Selanjutnya kegiatan ini ditutup dengan siraman air kembang dan berdoa. Saat perjalanan pulang, tiba-tiba saja hujan mengguyur dengan derasnya. Walaupun lelah, namun dengan semangat mereka meneriakkan Tribakti dan 7 Prinsip Palang Merah selama perjalanan pulang. Kegiatan berakhir dengan gembira dan menyisakan butir-butir kenangan dalam benak mereka. Semoga saja kegiatan selanjutnya dapat berjalan dengan lancer, amin. LAMERE……….JOOSSSS!!!
0 komentar:
Posting Komentar